HIPNOSIS atau HIPNOTIS …? || Mana yang Benar


Dr Gumilar, S.Pd.,MM.,CH.,CHt.,pNNLP

(CIAMIS, 19/04/2022). Sering mendengar kata Hipnosis atau Hipnotis, mana yang benar cara penyebutanya? Atau kalian hanya tahu kata Hipnotis saja? Apa bedanya dengan gendam atau sirep?

Jika kalian penasaran, berikut penjelasanya menurut Dr. Gumilar, S.Pd., MM.,CH.,C.Ht., pNNLP, Ahli Hypnotherapi dari Ponpes Nurul Firdaus.

Menurut Gumilar, Hipnotis sering dipandang sebagai mistik yang terkait dengan ilmu kebatinan aliran hitam, alias sering digunakan dalam berbagai tindak kejahatan. Apalagi ramainya pemberitaan di media cetak maupun online serta media sosial yang secara sembrono memberitakan banyaknya korban kejahatan akibat terkena hipnotis.

Selain hal di atas, tambah Gumilar, sebagian besar banyakan orang awam lebih mengenal kata hipnotis daripada hypnosis, mereka beranggapan hipnotis adalah ilmu untuk menguasai pikiran seseorang, hingga orang yang dihipnotis akan hilang kesadaranya.

Padahal kenyataanya tidaklah seperti itu, berikut penjelasan detailnya biar kalian paham.

Korban kejahatan yang hilang harta bendanya, bukanlah disebabkan oleh Hipnosis melainkan oleh gendam atau sirep. Orang yang tekena gendam akan kehilangan kesadaranya beberapa saat, hal itu dikarenakan alam bawah sadar korban dikuasai oleh pelaku dengan cara paksa atau dengan kata lain mengintimidasi alam bawah sadar untuk mengikuti semua keinginan pelakunya.

Sementara Hipnosis dilakukan secara sukarela atas dasar persetujuan orang bersangkutan untuk memberikan sugesti positif pada alam bawah sadarnya. Seorang Hipnotis hanya berperan sebagai fasilitator saja bagi orang yang mendapatkan sugesti darinya.

Hipnosis adalah suatu ilmu untuk menembus pikiran bawah sadar seseorang. Sementara hipnotis adalah orang yang punya keahlian hipnosis dan melakukan proses hipnosis kepada seseorang. Contoh sederhananya seperti pada kata piano dan pianis, jika piano adalah alat musiknya, maka pianis adalah orang yang pandai dalam memainkan alat musik tersebut.

Hipnosis bukanlah ilmu untuk menguasai kesadaran seseorang, karena dalam prakteknya orang yang dihipnosis masih memiliki kesadaran, sehingga penggunaan kata ini tidaklah tepat jika dikonotasikan pada suatu tindak kejahatan yang diakibatkan orang kehilangan kesadaranya.

Untuk membuktikan alibi tersebut, Gumilar telah memberikan contoh pada seseorang yang tetap sadar saat di test suggestibilitas olehnya, seperti ditayangkan pada Kanal YouTube Gumilar Nurul Firdaus.

Tampak dalam tayangan video tersebut, orang yang diberikan sugesti masih bisa tertawa, sadar akan dirinya dan lingkungan sekitarnya, dia hanya mengikuti sugesti yang diberikan oleh Gumilar tanpa kehilangan kesadaranya sedikitpun.***